
Tidakkah engkau merasakan beratnya fitnah ini?
Tak sadarkah engkau, bahwa fitnah ini sejatinya telah merengsek ke seluruh
pelosok bumi ini?
Masihkan engkau belum faham apa itu fitnah?
Bukankah engkau adalah makhluk yang paling sempurna akalnya?
Tidakkah engkau memperhatikan?
Fitnah ini telah mengelilingi jasadmu bak sangkar yang selalu menyertai
langkahmu. Ia bak jeruji besi yang di setiap celahnya terhunus mata tombak maha
runcing lagi siap merajam qalbu tanpa peringatan. Tak terlewat satu jengkal pun
di bumi ini melainkan engkau akan menjumpainya. Kebenaran bagaikan seekor semut
hitam di atas batu hitam di tengah pekatnya malam tanpa rembulan.
Lantas kemana lagi engkau akan berlindung kecuali hanya kepada-Nya?
Tapi lihatlah dirimu sekarang! Engkau tak kunjung menyadarinya.
Butakah engkau?
Tulikah engkau?
Sehingganya engkau merasa sedang berada di telaga surga dengan kehidupanmu
yang serba hedon. Engkau sibuk mengejar dunia yang kelak hanya akan engkau
tinggalkan ketika ajal menjemput. Mautmu tak akan menunggumu berkemas. Mautmu tak
akan mengetuk pintu-pintumu.
Mautmu akan bertindak secepat...... TIDAK!! Lebih cepat dari yang engkau
bayangkan! Sangat cepat! Tanpa peringatan!
Tidakkah engkau bayangkan, bila itu terjadi dikala engkau sedang larut ke
dalam lautan fitnah?
Oh..... saudaraku.....
Andai engkau merasakan ketakutan yang aku rasakan tentang dahsyatnya fitnah
ini. Perkataanku bukanlah sekedar perkataan orang yang telah bosan dengan
hidupnya. Bukan pula perkataan orang yang merasa kalah dengan kerasnya
kompetisi global. Namun, perkataanku adalah perkataan orang yang menyadari
sepenuhnya dimana ia berada. Perkataan orang yang menyadari sepenuhnya pada
posisi apa ia berada.
Wahai saudaraku.....
Allah tak sedang mempermainkan kita. Ia hanya sedang menunjukkan bahwa
Dialah satu-satunya Zat Yang Maha Kuasa untuk memberikan pertolongan. Masihkah kita
bersikeras untuk menjauhi-Nya?
Padahal, tak ada daya dan upaya kecuali dengan pertolongan-Nya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar