Sesungguhnya rotasi gaya hidup Rasulullah SAW dari mulai bangun tidur hingga menjelang rehat adalah yang terbaik untuk diikuti. Allah SWT yang telah menjaminnya sebagaimana firman-Nya dalam Al-Qur’sn Surat Al-Ahzab ayat 21:
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari akhir dan dia banyak menyebut nama Allah.”
Dari ayat tersebut dapat dilihat bahwa sesungguhnya Allah SWT telah memberikan pedoman yang konkret bagi umat manusia pada umumnya serta umat Islam pada khususnya untuk menjalani kehidupan di dunia. Rasulullah SAW adalah contoh ideal sebagai manusia terbaik di akhir zaman. Dengan mentadzaburi sunah-sunahnya, maka akan didapati sebuah pola kehidupan yang proporsional untuk dapat diterapkan dengan tujuan memperoleh keselamatan di dunia dan di akhirat.
Bukti kerasulan nabi Muhammad SAW tak sebatas pada cara hidup sehat. Sebagian besar penemuan serta konsep-konsep ilmu pengetahuan modern yang terpercaya akan validitasnya, rupanya telah banyak diisyaratkan oleh nabi SAW dalam hadits-haditsnya sejak 14 abad yang silam. Begitu banyak ilmu pengetahuan yang terungkap pada era modern yang sejatinya telah terlebih dahulu dikabarkan oleh Rasulullah SAW, namun tulisan ini dikhususkan membahas secara umum tentang konsep kalender kosmik yang dipaparkan oleh Carl Sagan pada tahun 1980 dalam tulisannya yang berjudul “The Dragons of Eden” yang memiliki benang merah dengan hadits nabi Muhammad SAW. Artinya, konsep yang dibawa oleh Carl Sagan tentang kalender kosmik sejatinya telah diringkas dengan sangat lugas dalam sabda Rasulullah SAW.
Konsep Kalender Kosmik
Kalender kosmik dapat didefinisikan sebagai sebuah representasi dari luasnya sejarah alam semesta di mana 13,8 miliar tahun dirangkum menjadi 1 tahun saja. Angka 13,8 miliar merupakan revisi yang dilakukan oleh pembawa acara Neil deGrasse Tyson yang menggunakan konsep kalender kosmik yang sama pada sekuelnya tahun 2014, “Cosmos: A Spacetime Odyssey” memperbaiki angka 15 miliar yang dikemukakan oleh Sagan tahun 1980 pada halaman ke-9 dari tulisannya. Dalam skala ini, setiap detiknya berarti 438 tahun, setiap jamnya berarti 1,58 juta tahun, dan setiap harinya berarti 37,8 juta tahun.
Dalam tulisannya, Sagan berusaha memaparkan konsep kalender kosmiknya dengan mengkonversikan momen-momen besar yang terjadi sepanjang sejarah alam semesta –dari mulai fenomena Big Bang hingga zaman sekarang– ke dalam kalender kosmik yang terdiri dari 12 bulan saja. Sagan mengakui bahwa mustahil baginya untuk memaparkan setiap detil momen yang terjadi sepanjang sejarah alam semesta. Oleh karenanya, ia hanya menyoroti even-even yang secara optimal berpengaruh terutama terhadap peradaban umat manusia. Ia merangkum sejarah alam semesta dengan rincian sebagai berikut:
PRA-DESEMBER
Tanggal/Waktu
|
Peristiwa
|
1
Januari
|
Big Bang
|
1 Mei
|
Terbentuknya galaksi Bimasakti
|
9
September
|
Terbentuknya sistem tata surya
|
14
September
|
Terbentuknya bumi
|
2
Oktober
|
Terbentuknya batu tertua di bumi
|
9
Oktober
|
Fosil tertua (bakteri dan ganggang
biru-hijau)
|
1
November
|
Perkembangan jenis kelamin
|
12
November
|
Fosil tanaman fotosintetis tertua
|
15
November
|
Eukariota (sel pertama dengan inti)
berkembang
|
31 DESEMBER
Tanggal/Waktu
|
Peristiwa
|
31
Desember, 13:30
|
Munculnya kera (oleh Darwin diklaim
sebagai moyang manusia)
|
31
Desember, 22:30
|
Manusia pertama
|
31
Desember, 23:00
|
Penggunaan alat-alat dari batu
|
31
Desember, 23:46
|
Awal penggunaan api
|
31
Desember, 23:56
|
Zaman es terakhir
|
31
Desember, 23:59
|
Lukisan gua pertama di Eropa
|
31
Desember, 23:59:20
|
Budaya bercocok tanam
|
31
Desember, 23:59:35
|
Peradaban Neolitikum (zaman batu
muda)
|
31
Desember, 23:59:50
|
Dinasti Sumeria, Ebla dan Mesir;
perkembangan ilmu astronomi
|
31
Desember, 23:59:51
|
Penemuan alfabet; kekaisaran Akkadia
|
31
Desember, 23:59:52
|
Aturan hukum Hammurabi di Babilonia;
kerajaan zaman pertengahan Mesir
|
31
Desember, 23:59:53
|
Zaman perunggu; kebudayaan Mycenaean;
perang Troya; kebudayaan Olmec; penemuan kompas
|
31 Desember,
23:59:54
|
Zaman besi; kekaisaran Assyrian;
kerajaan Israel; penemuan Kartago
|
31
Desember, 23:59:55
|
Kekaisaran Asoka; dinasti Ch’in di
China; zaman Pericles di Athena Yunani; kelahiran Buddha
|
31
Desember, 23:59:56
|
Geometri Euclid; Fisika Archimedean;
astronomi Ptolemian; kekaisaran Romawi; Kelahiran Nabi Isa
|
31
Desember, 23:59:57
|
Kelahiran Muhammad SAW; penemuan
angka nol dan desimal dalam aritmatika India; Roma Jatuh; penaklukan oleh
Muslim
|
31
Desember, 23:59:58
|
Peradaban Maya; dinasti Sung di China;
kekaisaran Byzantium; invasi bangsa Mongol; perang salib
|
31
Desember, 23:59:59
|
Renaissance di Eropa; pelayaran
penemuan oleh Eropa dan dinasti Ming China; munculnya eksperimental Metode
dan ilmu
|
31
Desember, 24:00:00
(detik
terakhir / sekarang)
|
Perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi; munculnya budaya modern (globalisasi); pesawat Apollo;
penjelajahan angkasa luar dan planet-planet; pencarian kehidupan cerdas di
ruang angkasa.
|
Catatan:
|
Pemaparan peristiwa-peristiwa sepanjang sejarah alam semesta dalam
kalender kosmik tersebut memungkinkan adanya perbedaan penulisan tanggal dan
waktu yang bersifat wajar dari berbagai sumber. Hal ini disebabkan oleh
perbedaan perhitungan yang terjadi di antara para pakar sejarah tentang
rentan waktu terjadinya suatu peristiwa. Sehingganya beberapa sumber yang
tidak menyajikan ulang tulisan Sagan, melainkan hanya menerapkan cara
perhitungannya saja akan mungkin untuk mendapatkan hasil perhitungan yang
berbeda dari yang dituliskan oleh Sagan.
Sebagai contoh, dalam situs Wikipedia menunjukkan tabel peristiwa
seperti tabel di atas dengan fase-fase peristiwa yang lebih lengkap. Namun,
terdapat perbedaan yang hampir menyeluruh dalam penetapan tanggal dan
waktunya.
Contoh lain adalah buku “Petaka Akhir Zaman” karya Abu Fatiah Al-Adnani
tahun 2015 yang juga mengutip artikel tentang kalender kosmik. Pada tulisan
Abu Fatiah, terdapat perbedaan penetapan tanggal pada fase PRA-DESEMBER.
Beliau juga merinci pembagian divisi peristiwanya.
Sedangkan pada tulisan ini, penyajian tabel peristiwa dalam kalender
kosmik diperoleh dari hasil transliterasi atau menerjemahkan langsung tulisan
Carl Sagan yang berjudul “The Dragons of Eden” pada halaman 10-11. Pada
tulisan ini juga terdapat sedikit penambahan peristiwa, seperti peristiwa
kelahiran nabi Muhammad SAW yang tidak dicantumkan dalam tulisan Carl Sagan.
|
Jika melihat penjabaran kalender kosmik oleh Carl Sagan di atas, maka akan
dapat disimpulkan bahwa semua peristiwa yang mampu terekam oleh sejarah melalui
catatan literatur yang ada adalah pada kisaran 10 detik terakhir dari kalender
kosmik. Sedangkan berakhirnya abad pertengahan hingga saat ini telah
terjadi kurang dari 1 detik kalender kosmik.
Carl Sagan juga membuat
perbandingan dengan luas permukaan. Ia menyatakan bahwa jika kalender kosmik
dibentang seluas lapangan sepak bola, maka sejarah peradaban manusia hanyalah
seluas telapak tangan. Inilah yang menghasilkan sebuah kesimpulan; “Dunia ini
sudah tua renta, sedangkan umat manusia masih sangat belia” (Sagan, 1980 Hal.8).
Singkatnya umur umat manusia yang hanya seluas telapak tangan jika
dibandingkan dengan luas lapangan sepak bola sejatinya telah diisyaratkan oleh
Rasulullah SAW dalam beberapa hadits shahih:
“Jarak waktu antara aku diutus
dan terjadinya kiamat seperti ini, beliau berisyarat dengan kedua jarinya
lantas merenggangkan keduanya.” (HR. Bukhari: 6503 dan Muslim: 2950)
Dalam riwayat lain yang senada:
Dari Anas RA, bersabda Rasulullah
SAW:
“(Jarak) antara aku diutus
dengan hari kiamat adalah seperti ini. (Anas RA berkata, “Rasulullah SAW
menggabungkan antara jari telunjuk dengan jari tengah.” (HR. Al-Bukhari: Ar-Raqaq,
hadits no. 6504 [Fath Al-Bari (11/355)], Muslim: Al-Fitan wa Asyrath As-Sa’ah,
hadits no. 2951 [Muslim bi Syarh An-Nawawi (9/279)])
Perbedaan pada kedua redaksi tersebut adalah pada posisi kedua jari
Rasulullah SAW di mana pada hadits yang pertama Rasulullah merenggangkan kedua
jarinya, sedang pada hadits yang kedua Rasulullah SAW menggabungkannya. Adapun
perbedaan tersebut bukanlah sebuah perkara yang patut untuk diperdebatkan.
Karena jika dianalogikan, ibarat seorang guru yang sedang mengajar di dalam
kelas besar. Ketika sang guru mengacungkan jari telunjuk dan jari tengahnya
dengan jarak yang berdekatan, maka para siswa yang duduk pada barisan paling
depan yang berdekatan dengan guru akan melihat jelas bahwa jari sang guru
merenggang. Namun bagi siswa yang duduknya paling belakang akan memiliki sudut
pandang yang berbeda.
Selanjutnya, apabila sejarah peradaban umat manusia hanya selebar telapak
tangan, maka tak berlebihan jika Rasulullah SAW menggambarkan tentang jarak
antara diutusnya beliau dengan hari kiamat adalah dua jari tangannya yaitu jari
telunjuk dan jari tengah. Fakta ini sekaligus menegaskan bahwa
perhitungan kalender kosmos yang dipopulerkan pada abad ke-20 telah lebih
dahulu disimpulkan oleh Rasulullah SAW pada abad ke-7. Wallahu a’lam bish
shawab.
Selain itu, dalam kalender kosmik
tertera bahwa jarak antara kelahiran Rasulullah SAW dengan akhir dari kalender
kosmik hanyalah sekitar 3 detik saja. Rasulullah SAW juga telah mengisyaratkan
perkara ini dalam haditsnya:
“(Jarak) antara aku diutus
dengan hari kiamat adalah seperti ini dengan ini, hampir saja hari kiamat itu
mendahuluiku” (HR. Ahmad: Musnad Al-Kufiyyin, hadits no. 18797 [Al-Musnad
(4/380)]. Hadits ini mempunyai syahid (hadits yang mendukung kebenarannya)
dalam hadits shahih)
Hadits tersebut menunjukkan
betapa dekatnya hari kiamat dari diutusnya Rasulullah SAW. Sedangkan Rasulullah
SAW diutus sudah 14 abad yang lalu dan umat manusia hari ini hidup pada detik
terakhir kalender kosmik.
Jika 1 detik kalender kosmik
mewakili 438 tahun, lantas berada di bagian manakah zaman sekarang? Di awal
detikkah? Atau di akhir detik? Berikut ini perhitungannya:
Kalender kosmik dibandingkan
dengan waktu sebenarnya:
1 hari = 37,5 juta tahun
1 jam = 1,56 juta tahun
1 menit = 26.050 tahun
1 detik = 434 tahun
Kasusnya adalah pada hadits yang
diriwayatkan oleh Ahmad di atas. Yakni jarak antara diutusnya Rasulullah SAW
dengan sekarang yang dalam kalender kosmik direpresentasikan dengan angka 3
detik. Rasulullah SAW lahir pada 570 M, sedangkan beliau diutus ketika berusia
40 tahun. Berarti Rasulullah diutus pada 610 M.
Jarak antara Rasulullah SAW
diutus dengan sekarang (tahun 2015) adalah:
1405 tahun harus diubah ke dalam
satuan juta tahun terlebih dahulu:
Setelah itu, angka 0.001405 juta
tahun diubah ke dalam satuan hari sesuai dengan ketentuan di atas (1 hari
kalender kosmik = 37.5 juta tahun):
Selanjutnya, hasil tersebut
diubah ke dalam satuan menit:
Kemudian diubah kembali ke dalam
satuan detik:
Jika dibulatkan, maka akan
didapati: 3 detik yang lalu. Jadi, Rasulullah SAW diutus 3 detik sebelum akhir
kalender kosmik atau tepatnya pada 31 Desember pukul 23:59:57. Tiga detik
sebelum pukul 24:00:00.
Apabila ketentuannya 1 detik dalam
kalender kosmos setara dengan 438 tahun, maka 3 detik pada kalender kosmos
setara dengan 1314 tahun (angka 1314 dihitung dari saat ini yaitu tahun 2015).
Sedangkan Rasulullah SAW diutus sekitar 1405 tahun yang lalu. Maka sisa waktu
untuk kalender kosmik tahun pertama adalah:
Melihat perhitungan di atas, 91
tahun tidak bisa dirangkum ke dalam 1 detik penuh kalender kosmos. Ini artinya
umat manusia saat ini hidup di bagian akhir dari detik terakhir kalender kosmos
atau bisa dikatakan bahwa waktu yang tersisa bagi umat manusia pada kalender
kosmos hanyalah kurang dari 1 detik saja.
Pertanyaannya adalah, apakah
berakhirnya kalender kosmos juga merupakan akhir dunia? Jawabannya tetap hanya
Allah SWT semata yang memiliki pengetahuan tentang perkara hari kiamat. Bahkan
malaikat dan Rasul pun tidak diberi pengetahuan oleh Allah melainkan hanya sedikit
saja.
Namun jika menengok kembali
hadits Rasulullah SAW di atas, maka eksistensi dunia ini sejatinya sudah tidak
akan lama lagi. Carl Sagan sendiri tidak meyakini bahwa kalender kosmiknya akan
mencapai tahun kedua. Ia mengatakan bahwa kalender kosmik tahun kedua sangat
tergantung dengan kondisi spesies manusia saat ini. Ia memaparkan dengan
spesifikasi biologi dalam bukunya dan menyimpulkan bahwasanya spesies manusia
sejatinya telah mendekati kepunahan.
Segala perhitungan yang
dipaparkan di atas tidaklah bersifat absolut. Karena sesungguhnya hanya Allah
semata Yang Maha Mengetahui, Maha Benar lagi Maha Teliti. Namun, sudah
seharusnya umat Islam meyakini akan kebenaran Allah, ayat-ayat-Nya dan Rasulnya.
Sebagai umat akhir zaman, umat nabi Muhammad SAW diberikan pengetahuan yang
lebih luas tentang hari kiamat dibandingkan umat-umat sebelumnya. Ironisnya,
kelebihan tersebut banyak diingkari serta diabaikan bahkan oleh umat Islam
sendiri. Sedikit sekali umat Islam yang peduli dan memperhatikan pesan-pesan
yang disampaikan Rasulullah SAW mengenai dekatnya hari kiamat. Apakah karena
besarnya keraguan akan kebenaran agamanya? Apakah karena sempitnya ruang untuk
mengakses ilmu? Atau malah karena terlalu nyaman dengan kehidupan dunianya?
Wallahu a’lam bish shawab.
Referensi:
Sagan, Carl. 1980. The Dragons of Eden. Ballantin Books. (Download The Dragons of Eden di sini)
Maha Besar Allah SWT. yang telah menciptakan alam semesta dan Maha Besar Allah yang akan menghancurkan dunia yg hanya seonggok cincin yg terdampar di gurun pasir sementara itu bumi hanyalah berada di bawah langit pertama diantara 7 lapis langit yg maha luas tak terhingga.
BalasHapusCelakalah bagi manusia-manusia yg ingkar dan takabur.
Subhanallah.