Senin, 20 April 2015

Urgensi Membaca

Komunikasi adalah sebuah aspek penting dalam kehidupan manusia. Dengan berkomunikasi, seseorang dapat berinteraksi terhadap orang lain dalam rangka mentransfer ide atau pesan yang dimilikinya. Sedangkan bahasa merupakan alat yang digunakan oleh manusia untuk mengekspresikan gagasannya. Dengan menggunakan bahasa, seseorang akan dapat berkomunikasi dengan lebih baik dalam menyampaikan pesan atau gagasan yang dimiliki. Sedikitnya terdapat empat kemampuan pokok yang perlu dimiliki oleh setiap pengguna bahasa untuk dapat berinteraksi dengan sesamanya. Keempat kemampuan pokok tersebut adalah; mendengarkan, berbicara, menulis dan membaca.

Dalam ranah interaksi, jika dilihat dari pembagian empat kemampuan pokok tersebut, maka akan kita dapati bahwa kemampuan berbicara dan menulis adalah termasuk kedalam kategori kemampuan yang menghasilkan informasi atau kemampuan yang digunakan untuk menyampaikan informasi. Sedangkan kemampuan mendengarkan dan membaca dapat dikategorikan kedalam kemampuan menangkap atau memperoleh informasi. Dengan kata lain, berbicara dan menulis bisa disebut sebagai productive skill atau kemampuan yang produktif. Sedangkan mendengarkan dan membaca dapat disebut sebagai non-productive skill atau kemampuan non-produktif. Dengan demikian, seseorang dapat menyampaikan informasi atau gagasan yang ia miliki dengan cara berbicara ataupun menulis. Sebaliknya, seseorang akan dapat menerima informasi dengan cara mendengarkan ataupun membaca.

Melihat penjabaran di atas, dalam rangka memperoleh suatu informasi atau pengetahuan, apa yang diperoleh seseorang melalui tuturan yang ia dengar tidaklah selengkap dan sedetil tulisan yang dibaca. Selain itu, informasi yang diperoleh melalui sebuah tulisan lebih mudah diakses ketimbang mengakses informasi yang disampaikan dengan oral. Hal ini dikarenakan tulisan adalah sebuah dokumentasi yang jauh lebih baik dibandingkan dengan ingatan. Sehingganya, sumber ilmu yang berupa tulisan – yang bisa diakses dengan cara membacanya – lebih awet sifatnya ketimbang ingatan yang diperoleh dari mendengarkan penjelasan secara oral. Lebih jauh, penyampaian informasi dan pengetahuan dalam bentuk tulisan jauh lebih luas jangkauannya dan lebih mudah. Oleh karena itu, membaca menjadi sangat penting dalam mengakses informasi dan pengetahuan. Pepatah mengatakan “Membaca adalah jendela ilmu”, maka dengan mebaca seseorang akan lebih banyak mengakses informasi dan pengetahuan.

Akan tetapi, melihat kenyataan yang terjadi di sekitar kita hari ini, maka yang akan didapati adalah sebaliknya. Khususnya dikalangan pemuda dan remaja, ketertarikan dalam membaca sangatlah kurang. Ironisnya, para pelajar sekolah hingga mahasiswa yang lazimnya sangat akrab dengan ilmu pengetahuan dan informasi, malah terkenal paling skeptis dalam urusan membaca. Meskipun tak sedikit pula diantara mereka yang menyadari pentingnya membaca, trend membaca sebagai sebuah hobi tidaklah cukup populer.

Sekedar menyadari pentingnya membaca tidaklah memenuhi faktor yang menjadikan seseorang kritis serta haus akan ilmu pengetahuan dan informasi. Jangankan yang sekedar menyadari, yang hobinya membaca saja belum tentu memiliki cara berpikir yang kritis dan strategis. Akibatnya, kaula muda hari ini terkenal gampang ikut-ikutan trend yang mainstream, yang tak jelas asal usulnya hingga pada akhirnya membuatnya lupa untuk menjadi diri sendiri. Sebagai contoh yang baru-baru ini muncul adalah perayaan April Mop yang dirayakan pada tanggal 1 april setiap tahunnya. April Mop adalah hari dimana semua orang pada hari itu diperbolehkan berbohong, membuat lelucon atau mengerjai orang lain. Budaya ini jika dikaji lebih jauh, maka sebenarnya adalah termasuk budaya yang tidak mendidik. Namun, kurangnya filtering budaya asing oleh mayoritas pemuda bangsa hari ini, menyebabkan mereka ikut-ikutan merayakan ataupun sekedar bersikap permisif terhadap perayaan ini tanpa tahu latar belakang adanya perayaan tersebut. Terkhusus pemuda-pemuda muslim hari ini tidak mengetahui bahwasanya pada tanggal perayaan april mop tersebut yaitu 1 april, pernah terjadi tragedi pembantaian umat muslim di Granada Spanyol. Maka sesungguhnya tidaklah pantas bagi pemuda Islam jika ikut-ikutan mengikuti perayaan ini. Namun filtering budaya april mop ini tidak hanya harus dilakukan oleh pemuda muslim saja, akan tetapi seluruh pemuda pada umumnya juga. Karena perayaan april mop yang biasanya diidentikkan dengan menipu dan mengerjai orang lain tentunya tidaklah cocok dan tidak patut diadopsi oleh masyarakat timur yang dikenal santun dan senang menghormati orang lain. Contoh tersebut hanya satu dari sekian banyak budaya asing yang diadopsi kaula muda hari ini tanpa mempertimbangkan baik buruknya terhadap moral bangsa ini. Maka kurangnya ketertarikan membaca dan mengkaji dokumentasi sejarah merupakan salah satu faktor yang menyebabkan para pemuda negeri ini bangga dengan gaya mengekornya yang dianggap keren, populer dan lain sebgainya, padahal yang mereka miliki hanyalah mindset jahiliyah yang sampai mendarah daging.

Melihat kondisi aset bangsa yang demikian ini, maka sudah menjadi urgensi untuk meningkatkan minat baca masyarakat terutama pemuda atau pelajar. Oleh karena itu, membaca sudah seharusnya menjadi budaya bagi kita. Dari mulai membaca ekstensif hingga membaca kritis harus mulai dibudayakan dikalangan penerus bangsa ini. Sehingganya bangsa ini tidak lagi hanya bisa mengekor, namun harus menjadi bangsa yang memiliki karakter.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar